My
name is nur azizah . You can call me Azizah . I am a student in one of
one private university in Depok : University Gunadarma . My students
faculty level 3 university accounting majors economy Gunadarma class of
2011 . I S1 studied at the University
of Gunadarma . I live in Depok, West Java . I never New school at SDN
Sukamaju 3 after that I went to 12 Junior High School in Depok and
subsequently at SMK Islam PB Sudirman Jakarta .
I
am the second child of three sister’s . I have one younger sister and
one sister . both are still school . My sister study at Al-Hidayah
Junior High School of Depok , while my sister at University majoring in
UHAMKA teacher . My father worked as a private sector employees in
one foreign company and my mother is a housewife .
In addition to lectures , I also became one assisten on one of
laboratory in Gunadarma universities namely intermediate accounting
laboratory . I joined the laboratory since I was in level 3 . I 've
learned to become a tutor in the laboratory and very attractive as well
as being valuable experience . because in The lab I learned some
accounting softwere which can petrified me in understanding more in
about accounting . some The software is softwere Zahir , Softwere MYOB
and etc .
That's a little about me .
thank you ...
1. I studied at the University of Gunadarma
S P Adverb
2. I joined the laboratory since I was in level 3
S P Adverb
3. My father worked as a private sector employees in one foreign company
S P Adverb
4. My sister study at Al-Hidayah Junior High School of Depok
S P Adverb
5. my mother is a housewife .
S P
Senin, 17 Maret 2014
Rabu, 29 Januari 2014
Draft Penulisan Ilmiah
ABSTRAKSI
Pengembangan pariwisata
membawa pengaruh positif bagi masyarakat, yaitu meningkatnya taraf perekonomian
masyarakat. Namun, pengembangan sektor pariwisata juga membawa pengaruh lain,
yaitu terancamnya lingkungan kebudayaan masyarakat kita. Padahal, kemajuan
sektor pariwisata sedikit banyak ditentukan oleh kualitas kebudayaan
masyarakat. Lingkungan budaya ini yang menjadi daya tarik terbesar dunia
pariwisata.
Jika hal tersebut tidak
segera diatasi, lama kelamaan dua sektor tersebut akan sama-sama mengalami
kemerosotan. Sektor pariwisata akan mengalami kemerosotan karena lingkungan
budaya tidak menarik lagi. Sektor kebudayaan akan mengalami kemerosotan karena
masyarakat terpengaruh oleh budaya lain/budaya barat.
Solusinya adalah
mengembangkan pariwisata yang berwawasan lingkungan budaya. Untuk menciptakan
pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan ada lima hal yang dapat ditempuh.
Pertama, pembangunan fisik memperhatikan kekhasan Yogyakarta. Kedua,
menghidupkan wisata budaya tradisional. Ketiga, memberikan pendidikan budaya
pada generasi muda. Keempat, penghargaan terhadap warisan nenek moyang. Dan
kelima, pengalokasian dana untuk pengembangan kebudayaan.
Jika berhasil diciptakan pengembangan pariwisata
berwawasan lingkungan budaya, tercapailah simbiosis mutualisma antara sektor
pariwisata dan sektor lingkungan budaya.
I.
Pendahuluan
Dalam
hubungannya dengan pembangunan secara keseluruhan, pembangunan sektor
pariwisata tampaknya merupakan sektor yang berkembang cukup pesat. Hal ini
dapat diketahui dari semakin besarnya devisa yang dihasilkan dari sektor ini.
Di samping perolehan devisa, perkembangan sektor ini dapat diketahui dari
maraknya bisnis di sekitar dunia pariwisata seperti bisnis perhotelan, bisnis
perjalanan wisata, dan bisnis rumah makan. Ukuran lain yang juga menjadi
indikator pesatnya sektor pariwisata adalah menjamurnya pendidikan berbasis
pariwisata dan perhotelan.
Perkembangan
sektor pariwisata ini di satu sisi memberikan keuntungan ekonomis yang cukup
tinggi. Keuntungan ekonomis ini membawa pengaruh pada pendapatan negara secara
umum dan kesejahteraan masyarakat sekitar secara khusus. Kehadiran wisatawan
dapat diartikan sebagai kehadiran rezeki bagi sejumlah orang mulai para pemandu
wisata, tukang becak, sampai dengan para pedagang. Dengan demikian, sektor
pariwisata bukan sekedar memberikan keuntungan bagi pelaku-pelaku bidang
pariwisata melainkan juga memberikan keuntungan sektor-sektor lain di luar
pariwisata.
Namun,
karena tuntutan untuk mencari keuntungan ekonomi semata, ada sejumlah hal yang
pada akhirnya terkorbankan atau tidak diperhatikan. Misalnya saja, karena
tuntutan penyediaan penginapan bagi para wisatawan, sejumlah tempat dibongkar
untuk mendirikan hotel. Karena tuntutan pengembangan pariwisata terjadi
pembebasan tanah besar-besaran.
Akibatnya, pola
hidup dan perilaku sejumlah anggota masyarakat di sekitar obyek wisata menjadi
menyimpang dari pola hidup dan perilaku budaya aslinya. Bahkan banyak di antara
mereka rela mengorbankan etika dan sopan santun demi “keuntungan finansial”.
Misalnya saja, banyak orang berusaha keras merayu para wisatawan untuk membeli
produk atau souvenir tertentu dengan harapan orang tersebut memperoleh “bonus”
dari para penjualnya.
Jika
kecenderungan-kecenderungan tersebut tidak segera diatasi, ada kemungkinan
sektor pariwisata mengalami stagnasi, bahkan kemunduran. Hal itu disebabkan
karena para wisatawan tentu saja akan mengkomunikasikan pengalaman pahit
tertentu pada teman-temannya. Lama kelamaan jumlah wisatawan akan berkurang.
Hal itu mengakibatkan mundurnya sektor pariwisata.
Di samping
itu, perilaku yang terlalu mengarah pada
pencarian keuntungan dalam menyambut para wisatawan bisa berakibat
merosotnya kualitas kebudayaan kita. Bahkan bisa jadi kebudayaan kita akan
semakin punah. Yang pada akhirnya budaya sebagai salahsatu daya tarik sektor
pariwisata akan menjadi kehilangan daya tariknya.
Dalam kaitannya
dengan pengembangan Yogyakarta yang memang tampaknya telah bertekat menjadikan
sektor pariwisata sebagai sektor unggulan, masalah ini perlu mendapat perhatian
serius sehingga dapat ditemukan jalan tengah yang saling menguntungkan antara
kepentingan pariwisata dan kepentingan pelestarian kebudayaan daerah.
II. Pentingnya Pengembangan Sektor Pariwisata
Dalam
kehidupan masyarakat modern, rekreasi merupakan kebutuhan hidup manusia yang
tidak dapat dihilangkan lagi. Hal ini berkaitan erat dengan kesibukan hidup
sehari-hari yang pada akhirnya membutuhkan penyeimbang berupa kesantaian dan
refresing. Kebutuhan akan kesantaian dan refresing ini perlu mendapat jawaban
berupa bisnis rekreasi dan hiburan. Dalam hal ini sektor pariwisatalah yang
berkepentingan.
Dari sisi
lain, pengembangan sektor pariwisata mampu mendorong pengembangan sektor-sektor
lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengembangan kawasan
pantai misalnya, akan mendorong pengembangan bidang transportasi baik berupa
perbaikan jalan maupun route angkutan kendaraan umum. Perbaikan sarana jalan
dan angkutan kendaraan umum mengakibatkan daerah di sekitarnya terbebas dari
isolasi, yang pada akhirnya membawa pengaruh pada dinamika kehidupan
penduduknya. Di samping itu, pengembangan sektor pariwisata membuka peluang
bagi penduduk sekitarnya untuk meningkatkan taraf perekonomian melalui bisnis
rumah makan maupun penginapan.
Dalam skala
yang lebih besar, kesejahteraan dunia membawa pengaruh pada orang-orang dari
berbagai penjuru dunia untuk mengenal kebudayaan dari negara lain. Salahsatu
caranya adalah dengan mengadakan perjalanan wisata. Keingintahuan ini
menghasilkan keuntungan ekonimis berupa masuknya devisa pada keungan negara.
Pada akhirnya, bisnis pariwisata memberikan keuntungan yang cukup besar dari
berlapis bagi bangsa dan masyarakat.
Melihat
sejumlah indikator di atas, pengembangan sektor pariwisata tampaknya menjadi
sesuatu yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak.
Karena jika sektor ini tidak mendapat perhatian khusus, mata rantai pencarian
nafkat mulai dari para tukang becak, pemandu wisata, pengelola perjalanan
wisata, sampai keuangan negara akan terpengaruh. Sebaliknya jika sektor ini
pendapat perhatian khusus dan pada akhirnya sektor ini menjadi maju, banyak
pihak yang diuntungkan.
III. Kedudukan Lingkungan Budaya dalam Pariwisata
Pengembangan
pariwisata meliputi berbagai bidang. Di antaranya adalah pengembangan wisata
alam (pantai, gunung, gua) dan pengembangan wisata budaya (upacara tradisional,
pakaian tradisional, tari). Kedua bidang tersebut sama-sama memiliki daya tarik
khusus bagi para wisatawan. Namun, jika kita mau mencoba mencermati
kecenderungan para wisatawan khususnya wisatawan mancanegara, bidang yang
menjadi daya tarik utama adalah bidang kebudayaan. Pariwisata alam tampaknya
hanya menjadi “tempat beristirahat” bagi para wisatawan.
Ketertarikan
wisatawan pada bidang budaya dapat diketahui dari berbagai indikator. Pertama, banyaknya wisatawan yang
mengunjungi Kraton Yogyakarta. Keingintahuan wisatawan terhadap Kraton
Yogyakarta dilandasi oleh keingintahuan akan pusat kebudayaan Jawa. Kedua, banyaknya wisatawan yang
tertarik membeli benda-benda tradisional khas. Ketiga, banyaknya wisatawan yang tertarik mempelajari budaya khas
seperti menari dan membatik. Keempat,
banyaknya wisatawan yang tertarik dengan keramahtamahan kita dalam menanggapi
mereka.
Dalam
jangka panjang, bidang kebudayaan tampaknya akan lebih mendominasi motivasi
wisatawan. Hal ini berkaitan erat dengan semakin langkanya nuansa tradisional
di negara-negara maju. Karena kelangkaan
tersebut, banyak orang ingin mengetahui bentuk-bentuk budaya asli nenek moyang
mereka.
Dalam
hubungannya dengan kecenderungan pengembangan pariwisata budaya, Yogyakarta
bisa dipandang sebagai kota yang kaya akan potensi pariwisata kebudayaan baik
fisik maupun nonfisik. Yang dimaksud potensi pariwisata kebudayaan fisik adalah
bangunan-bangunan yang menjadi simbol keluhuran budaya nenek moyang. Obyek
pariwisata kebudayaan jenis ini misalnya Kraton, Water Castle, Prambanan, dan Pakaulaman. Sedangkan yang dimaksud
potensi pariwisata kebudayaan nonfisik adalah berbagai jenis permainan, batik,
jathilan, kerajinan tradisional, dan berbagai jenis tari tradisional.
Jika sektor
pariwisata budaya ini benar-benar dikelola oleh pemerintah, Yogyakarta akan
mampu bersaing dengan negara-negara lain yang maju dan mempunyai komitmen untuk
mengembangkan priwisata budaya seperti Korea dan Jepang. Namun, jika sektor ini
justru tidak terperhatikan, dan fokus pengembangan hanya pada pariwisata alam, lama
kelamaan para wisatawan akan bosan karena pada dasarnya pariwisata alam
bersifat statis dan sekali datang.
Namun
demikian, jika pengembangan pariwisata budaya ini dikembangkan dengan
sembarangan, pengembangan pariwisata ini bisa menjadi bumerang atas kebudayaan
itu sendiri. Eksploitasi besar-besaran terhadap pariwisata budaya akan
mengakibatkan budaya tersebut kehilangan kualitasnya. Akibatnya, kebudayaan
hanya sekedar simbol-simbol mati, tanpa makna. Pembisnisan budaya yang
berlebihan juga akan mengaburkan hakikat dari kebudayaan itu sendiri. Pada
akhirnya, kebudayaan tercabut dari asal-usulnya, yaitu masyarakat.
Pada sektor
lain, pengembangan kebudayaan yang hanya diorientasikan pada pariwisata juga
akan mengakibatkan para pelakunya terlalu “bisnis oriented”. Bisnis
oriented dalam bidang budaya atau komersialisasi budaya sebenarnya merupakan efek samping terjadinya
transformasi budaya dalam proses pembangunan suatu negara. Menurut Suyatno
Kartodirdjo (1992:145), ada empat masalah yang timbul sebagai akibat
tranformasi budaya, yaitu masalah ketahanan budaya dan konflik nilai, masalah
komersialisasi budaya, masalah materialisme dan konsumerisme, dan masalah
konflik sosial.
Akibatnya,
motivasi utamanya bukan lagi menunjukkan keluhuran budaya yang dimilikinya
melainkan pada pertimbangan bisnis semata. Jika hal itu terjadi, kebudayaan
bisa dimanipulasi demi kepentingan bisnis. Bahkan jika tidak diperhatikan
secara sungguh-sungguh hal itu akan mengakibatkan munculnya budaya baru yang
tidak berakar pada kepribadian dan identitas bangsa. Transoformasi yang tidak
berakar pada kedua hal tersebut akan menghasilkan budaya modern yang pada
gilirannya akan menelan jenis budaya-budaya (tradisional) yang mempunyai
nilai-nilai pencerminan kepribadian bangsa dan identitas bangsa (Kartodirdjo,
1992:146)
Dalam
hubungannya dengan transformasi kebudayaan sebagai akibat pengembangan sektor
pariwisata, ada baiknya disimak pendapat dari Sutan Takdir Alisahbana(Rahmanto,
1992:141). Beliau mengatakan bahwa transformasi budaya yang disebabkan oleh
penerapan teknologi maju yang terlepas dari perspektif budaya bangsa akan
mengakibatkan manusia dikuasai teknologi, dan bukan sebaliknya.
IV. Solusi Pengembangan Pariwisata Berwawasan Lingkungan
Permasalahan
pokok yang kiranya perlu dicari jalan keluarnya adalah bagaimana kita mampu
mengembangkan pariwisata yang berwawasan lingkungan budaya. Dalam hal ini ada
beberapa hal yang sekiranya dapat dipertimbangkan sebagai alternatif
pengembangan pariwisata berwawasan lingkungan kebudayaan.
Pertama,
pembangunan fisik yang memperhatikan kekhasan Yogyakarta. Sebagai
bagian dari kebudayaan Jawa, masyarakat Yogyakarta mengenal berbagai bentuk
bangunan fisik. Dalam rangka menciptakan lingkungan budaya, fasilitas-fasilitas
penunjang pariwisata seperti hotel, rumah makan, dan rumah penduduk sebaiknya
mencerminkan bentuk bangunan khas Yogyakarta. Gedung-gedung bertingkat, rumah
dengan bentuk atau corak barat, dan fasilitas perkantoran bergaya Barat
sebaiknya dibatasi secara sungguh-sungguh. Dominasi gedung bertingkat dan rumah
bergaya Barat mengakibatkan bentuk-bentuk fisik khas Yogyakarta menjadi pudar
dan lama kelamaan hilang dengan alasan ekonomis (penghematan tempat).
Dalam
kaitannya dengan mempertahankan kekhasan budaya Yogyakarta, ada baiknya kit
simak pendapat dari P.J. Suwarno (1992). Beliau mengatakan bahwa Sultan yang
memegang kekuasaan kharismatik, tradisional, dan legal-rasional menggunakan
kekuasaan itu secara bijaksana untuk mentransformasikan Yogyakarta dari
tradisional ke modern tanpa menghancurkan tradisi, tetapi menyeleksinya untuk
dimanfaatkan dalam modernisasi Yogyakarta. Jika pendapat itu kita hubungkan
dengan upaya mempertahankan bentuk fisik khas Yogyakarta, dapat dikatakan bahwa
boleh jadi bentuk luarnya adalah bentuk khas Yogyakarta tetapi fasilitas
dalamnya dikemas dalam nuansa modern.
Kedua, menghidupkan wisata budaya tradisional. Wisata
tradisional yang dimaksudkan di sini adalah penyajian berbagai bentuk
kebudayaan tradisional kepada para
wisatawan. Bentuk-bentuk kebudayaan tradisional yang dimaksudkan antara lain
jathilan, kirab pusaka, sekaten, dolanan bocah, dan upacara adat. Bentuk-bentuk
kebudayaan ini sebenarnya memiliki daya tarik tinggi tetapi karena jarang
dipertunjukkan secara rutin, para wisatawan kadang-kadang kesulitan menyaksikannya.
Ketiga, memberikan pendidikan budaya pada generasi muda. Sumber
kemerosotan budaya sebenarnya bermula
dari ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya pemeliharaan kebudayaan bagi
kelangsungan hidup sektor pariwisata. Akibat ketidaktahuan ini, banyak generasi
muda justru mengikuti kebudayaan asing daripada memelihara kebudayaan sendiri.
Sehingga, ketika mereka berhadapan dengan para wisatawan, yang dikedepankan
adalah sikap dan perilaku yang meniru mereka, seperti berbicara dengan bahasa
asing, berpakaian dengan gaya asing, dan bahkan berperilaku yang tidak sesuai
dengan kebudayaan sendiri.
Slamet
Sutrisna ( 1992:147) mengatakan bahwa perubahan kebudayaan tidak hanya
melibatkan sistem normatif tetapi juga melibatkan sistem kognitif. Dalam hubungannya
dengam masyarakat Indonesia yang sedang membangun, budaya keilmuan harus
dikembangkan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, pengembangan dan
pelestarian lingkungan budaya perlu dihubungkan dengan proses pendidikan bagi
generasi penerusnya.
Keempat, penghargaan terhadap warisan nenek moyang. Warisan
nenek moyang kita berupa tosan aji, gebyog, perabot tradisional, dan barang
antik lainnya tampaknya semakin merosot seiring dengan maraknya bisnis barang
antik. Banyak sekali perabot tradisional yang diperjualbelikan dan diekspor ke
luar negeri. Keuntungan ekonimisnya memang cukup besar, namun kita kehilangan
barang-barang warisan nenek moyang. Padahal barang-barang seperti itu juga
memiliki nilai sejarah dan memiliki daya tarik pariwisata. Jika pada akhirnya
benda-benda seperti itu habis berpindah ke luar negeri, pariwisata kita akan
kehilangan obyek yang bisa dipromosikan.
Kelima, pengalokasian dana untuk pengembangan kebudayaan. Dalam
hubungannya dengan anggaran pembangunan, anggaran pembangunan sarana fisik
tampaknya masih menjadi perhatian utama dan menyerap banyak sekali dana.
Padahal, pengembangan sarana fisik inilah yang secara langsung menghancurkan
lingkungan budaya masyarakat tertentu. Munculnya hotel megah di antara rumah
penduduk membawa akibat berubahnya budaya masyarakat sekitarnya. Alangkah
baiknya jika dalam waktu mendatang pengalokasian dana untuk pengembangan
kebudayaan ditambah atau diperbesar. Masyarakat tradisional sebenarnya masih
ingin memainkan jathilan, tayub ataupun slawatan. Namun karena terbentur pada
masalah anggaran mereka tidak mampu mengembangkan kebudayaan itu. Jika tersedia
anggaran, niscaya mereka akan dengan senang hati mengadakan pertunjukan
jathilan secara rutin, mereka akan senang hati mengadakan pertunjukan tayub secara
rutin. Apalagi jika para pelaku budaya tersebut
mendapat insentif berupa uang lelah atas pentas mereka.
V. Penutup
Solusi yang
sekiranya paling bijaksana adalah membangun simbiosis mutualisma antara
pariwisata dan budaya. Artinya, sambil mengembangkan sektor pariwisata, kita
juga turut serta melestarikan lingkungan budaya kita. Sambil melestarikan
kebudayaan kita, kita mengemas pelestarian tersebut dengan berorientasi pada
pariwisata. Jika hal itu dapat teruwujud, semaju apapun negara kita, kebudayaan
tradisional akan tetap terpelihara tanpa mengabaikan pengembangan pariwisata.
Daftar Pustaka
Desky,
M.A. 2001. Manajemen Perjalanan Wisata. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Kartodirdjo, Suyatno. 1992.
“Tranformasi Budaya dalam Pembangun” dalam Tantangan Kemanusian Universal.
Yogyakarta : Kanisius
Roem, Mohamad, dkk. 1982. Tahta
Untuk Rakyat : Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengkubuwono IX. Jakarta
: PT. Gramedia.
Sutrisna, Slamet. 1992.
“Budaya Keilmuan dan Situasinya di Indonesia” dalam Tantangan Kemanusiaan Universal. Yogyakarta : Kanisius.
Suwarno, P.J. 1992. “Belajar
dari Sejarah Yogyakarta untuk Memasuki Era Globalisasi” dalam Tantangan
Kemanusiaan Universal.
Yogyakarta : Kanisius.
Tnunay, Tontje. 1991. Yogyakarta
Potensi Wisata. Klaten :CV. Sahabat.
Kutipan, Abstraksi dan Daftar Pustaka
KUTIPAN
Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Manfaat Kutipan
Adalah untuk menegaskan isi uraian untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri
Teknik Mengutip
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.
1. Kutipan langsung
a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan dua spasi
* kutipan diapit dengan tanda kutip
* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak antar kutipan satu spasi
* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
2. Kutipan tidak langsung
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan spasi rangkap
* kutipan tidak diapit tanda kutip
* sesudah selesai diberi sumber kutipan
3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
Contoh Kutipan Langsung Pendek
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk “memandu pikiran dan tindakan”. Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.
Contoh Kutipan Langsung Panjang
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan- perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer dan Salovey mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut: Emotional intelligence involves the ability to perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to understand emotion and emotional knowledg; and ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual growth.
Contoh Kutipan Taklangsung
Secara empirik hal ini telah dibuktikan oleh Jepang melalui Restorasi Meiji telah berhasil memodernisasi bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju dengan jalan membenahi sistem pendidikannya terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Faktor pendidikan dalam proses modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi adalah perubahan pandangan hidup yang didorong oleh cara berpikir.
Abstrak
pengertian abstrak
Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan
ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak
diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak
dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut
Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi
ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk
memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis
abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih
banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.
Cara membuat abstrak
Ada 4 langkah penting yang harus dilaksanakan, yaitu
1. Ciptakan ruang penelitan, hal ini dapat dilakukan dengan cara: (a) Nyatakan pentingnya bidang yang anda teliti (bisa ditunjukkan dengan banyaknya penelitian di bidang yang sama), (b) Tunjukkan kekurangan artikel ilmiah yang telah ada (dalam bidang yang sama tentu saja), (c) Tunjukkan tujuan artikel ilmiah anda
2. Uraikan metodologi penelitian dengan jelas
3. Nyatakan hasil penelitian (dengan singkat dan jelas tentu saja)
4. Evaluasi-lah hasil penelitian yang telah dilakukan (kesimpulan artikel)
Panjang abstrak biasanya 100-200 kata. Menurut Hadijanto dalam Zifirdaus, tahap 2 dan 4 tidak wajib ada dalam sebuah abstrak.
contoh abstrak
Mamudji, Sri. “Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.”
Majalah Hukum Dan Pembangunan 3
(Juli-September 2004): 194-209.Berawal dari ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan waktu relatiFlama, biaya yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak yang merasa sebagai pihak yang“kalah”, dikembangkan mediasi sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai faktor yaitu,(1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat non adversial, (3)mengikutsertakan baik pihak yang langsung berkaitan maupun pihak yang tidak langsung berkaitan dengan sengketa dalam perundingan, (4) bertujuan win-win solution.
Mediasiadalah negosiasi lanjutan, yaitu perundingan yang dibantu oleh pihak ketiga netral yangkeberadaannya dipilih oleh para pihak. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Di dalam melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu perundingan yang bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu padakepentingan. Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan mediator, oleh karena itumediator harus menguasi berbagai keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu para pihak menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif penyelesaian, mediator harus dapat memetakan apa yang menjadi penyebab konflik. Hal ini dapat dilakukanmelalui pengamatan terhadap sikap, persepsi, pola interaksi, dan komunikasi yangditunjukkan para pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada tiga tipe mediator, yaitu :
(1) mediator jaringan sosial (social network mediator)
(2) mediator otoritatif (authoritative mediator)
(3)mediator mandiri (independent mediator)
Di Indonesia, penyelesaian sengketa melalui mediasi dikenal tidak hanya dalam masyarakat tradisionaltetapi telah diatur dalam berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang PengelolaanLingkungan Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang tentangKehutanan, Undang-undang tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-undangtentang Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan,Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi SiPengadilan
Daftar Pustaka
Pengertian Daftar Pustaka
yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini.
Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :
Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan nama akhir / belakang kecuali nama Cina.
Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka
Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul
Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7
Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi
Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi
Sedangkan untuk Cara Penulisan Daftar Pustaka dan teknik Penulisan Daftar Pustaka dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu sumber dari Jurnal , buku, Internet, Peraturan Pemerintah , Perundang-undangan, Makalah, Karya Tulis serta Surat Kabar / Koran. Berikut ini merupakan Beberapa Contoh Penulisan yang baik dan benar dari berbagai sumber :
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Internet :
Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier.http://www.sdmlink.com/page/artikel/?act/detil/aid/42
Contoh Daftar Pustaka dari Buku :
- Buku ditulis satu Orang
Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR – Turning A Great Idea into A Business Reality. New York : Amacom
- Buku ditulis dua Orang
Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept, Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private Ltd.
- Buku ditulis lebih dari dua orang
Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco : WH. Freeman and Company
Source :
http://girlycious09.wordpress.com/tag/pengertian-kutipan/
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/kutipan-karya-tulis-ilmiah.html
http://internasionale.blogspot.com/2012/01/pengertian-abstrack-abstrak-merupakan.html
http://dhono-wareh.blogspot.com/2012/02/pengertian-daftar-pustaka-dan-cara.html
Pengertian Kutipan
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Manfaat Kutipan
Adalah untuk menegaskan isi uraian untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri
Teknik Mengutip
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut.
1. Kutipan langsung
a) Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan dua spasi
* kutipan diapit dengan tanda kutip
* sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
b) Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak antar kutipan satu spasi
* kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
* kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
2. Kutipan tidak langsung
* kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak antar baris kutipan spasi rangkap
* kutipan tidak diapit tanda kutip
* sesudah selesai diberi sumber kutipan
3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
Contoh Kutipan Langsung Pendek
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk “memandu pikiran dan tindakan”. Goleman menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa.
Contoh Kutipan Langsung Panjang
Kecerdasan emosi merupakan kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan- perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer dan Salovey mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai berikut: Emotional intelligence involves the ability to perceive accurately, appraise, and express emotion; the ability to understand emotion and emotional knowledg; and ability to regulate emotions to promote emotional and intellectual growth.
Contoh Kutipan Taklangsung
Secara empirik hal ini telah dibuktikan oleh Jepang melalui Restorasi Meiji telah berhasil memodernisasi bangsa Jepang menjadi bangsa yang maju dengan jalan membenahi sistem pendidikannya terutama pada jenjang pendidikan tinggi. Faktor pendidikan dalam proses modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi menjadi penting sebab pada hakikatnya modernisasi adalah perubahan pandangan hidup yang didorong oleh cara berpikir.
Abstrak
pengertian abstrak
Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan
ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak
diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak
dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut
Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi
ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk
memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis
abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih
banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.
Cara membuat abstrak
Ada 4 langkah penting yang harus dilaksanakan, yaitu
1. Ciptakan ruang penelitan, hal ini dapat dilakukan dengan cara: (a) Nyatakan pentingnya bidang yang anda teliti (bisa ditunjukkan dengan banyaknya penelitian di bidang yang sama), (b) Tunjukkan kekurangan artikel ilmiah yang telah ada (dalam bidang yang sama tentu saja), (c) Tunjukkan tujuan artikel ilmiah anda
2. Uraikan metodologi penelitian dengan jelas
3. Nyatakan hasil penelitian (dengan singkat dan jelas tentu saja)
4. Evaluasi-lah hasil penelitian yang telah dilakukan (kesimpulan artikel)
Panjang abstrak biasanya 100-200 kata. Menurut Hadijanto dalam Zifirdaus, tahap 2 dan 4 tidak wajib ada dalam sebuah abstrak.
contoh abstrak
Mamudji, Sri. “Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.”
Majalah Hukum Dan Pembangunan 3
(Juli-September 2004): 194-209.Berawal dari ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan waktu relatiFlama, biaya yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak yang merasa sebagai pihak yang“kalah”, dikembangkan mediasi sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan. Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai faktor yaitu,(1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat non adversial, (3)mengikutsertakan baik pihak yang langsung berkaitan maupun pihak yang tidak langsung berkaitan dengan sengketa dalam perundingan, (4) bertujuan win-win solution.
Mediasiadalah negosiasi lanjutan, yaitu perundingan yang dibantu oleh pihak ketiga netral yangkeberadaannya dipilih oleh para pihak. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Di dalam melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu perundingan yang bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu padakepentingan. Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan mediator, oleh karena itumediator harus menguasi berbagai keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu para pihak menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif penyelesaian, mediator harus dapat memetakan apa yang menjadi penyebab konflik. Hal ini dapat dilakukanmelalui pengamatan terhadap sikap, persepsi, pola interaksi, dan komunikasi yangditunjukkan para pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada tiga tipe mediator, yaitu :
(1) mediator jaringan sosial (social network mediator)
(2) mediator otoritatif (authoritative mediator)
(3)mediator mandiri (independent mediator)
Di Indonesia, penyelesaian sengketa melalui mediasi dikenal tidak hanya dalam masyarakat tradisionaltetapi telah diatur dalam berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang PengelolaanLingkungan Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang tentangKehutanan, Undang-undang tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-undangtentang Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan,Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi SiPengadilan
Daftar Pustaka
Pengertian Daftar Pustaka
yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti Makalah, Skripsi, Tugas Akhir, Laporan, Thesis,dan penelitian. Pemilihan daftar pustaka ini harus benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam makalah. Mahasiswa, Dosen, Siswa tidak boleh mencantumkan nama/judul buku, artikel/jurnal serta dokumen lainnya baik cetak maupun internet yang tidak terdapat dalam daftar pustaka ini.
Ada beberapa komponen dalam Teknik Penulisan Daftar Pustaka yaitu :
- Nama penulis dan nama keluarga (jika ada)
- Ditempatkannya didepan nama kecil
- Tahun Penerbitan
- Judul Buku
- Tempat Penerbitan
- Nama Penerbit
Adapun beberapa ketentuan serta aturan cara Penulisan Daftar Pustaka yang baik dan benar yaitu :
Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga , nama marga/keluarganya ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama marga / keluarga , diawali dengan penulisan nama akhir / belakang kecuali nama Cina.
Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka
Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat garis bawah yang bersambung sepanjang judul
Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan ke-7
Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi
Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi
Sedangkan untuk Cara Penulisan Daftar Pustaka dan teknik Penulisan Daftar Pustaka dibedakan berdasarkan sumbernya yaitu sumber dari Jurnal , buku, Internet, Peraturan Pemerintah , Perundang-undangan, Makalah, Karya Tulis serta Surat Kabar / Koran. Berikut ini merupakan Beberapa Contoh Penulisan yang baik dan benar dari berbagai sumber :
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Internet :
Hatta M.2004. Yang Terlarang dalam Berkarier.http://www.sdmlink.com/page/artikel/?act/detil/aid/42
Contoh Daftar Pustaka dari Buku :
- Buku ditulis satu Orang
Christensen R.2006. Roadmap to Strategic HR – Turning A Great Idea into A Business Reality. New York : Amacom
- Buku ditulis dua Orang
Newman WH and E. Kirby Warren.1977. The Process of Management, Concept, Behaviour and Practice. New Delhi : Prentice Hall of India Private Ltd.
- Buku ditulis lebih dari dua orang
Ghiselli E. et al 1981. Measurement Theory for The Behavioral Sciences. San Francisco : WH. Freeman and Company
Source :
http://girlycious09.wordpress.com/tag/pengertian-kutipan/
http://www.m-edukasi.web.id/2012/06/kutipan-karya-tulis-ilmiah.html
http://internasionale.blogspot.com/2012/01/pengertian-abstrack-abstrak-merupakan.html
http://dhono-wareh.blogspot.com/2012/02/pengertian-daftar-pustaka-dan-cara.html
Senin, 09 Desember 2013
Contoh Kerangka Penelitian Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
a. Tumbuhan Lumut.
b. Perkembangan dan pertumbuhan lumut.
c. Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini , antara lain :
- Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut.
- Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
- Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
- Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut.
- Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
- Dapat menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
- Dapat memahami keanekaragaman hayati.
- Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
- Metode observasi.
- Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
- Mengumpulkan data dari internet.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan para pembaca penulis menyusun laporan ilmiah ini dalam beberapa bab yaitu :
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.5 METODE PENULISAN
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
a. Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux
intensitas cahaya. (yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan
sinar matahari).
b. Faktor temperature
c. Faktor Air, Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap
tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
· Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
· Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
d. Faktor angin
e. Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya
di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut :
- Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
- Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
- Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
- Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
- Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
- Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
- Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
- Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
- Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
- Apakah ada data diluar kurva
- Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
- Ø Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
- Ø Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Ember
- Gayung
- Penggaris
- Pisau
- Kertas hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
- Kayu
- Air
- Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian.
- Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama.
- Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm).
- Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran : ukuran kayu 10 cm x 15 cm.
- Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda
- Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang.
- Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang .
- Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut.
- Lakukan peninjauan setiap 3 hari sekali, dan catat hasilnya.
- Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
- Catat setiap terjadi perbedaan dan peristiwa.
- Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan.
- Tariklah suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
Contoh Kerangka Penelitian Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
a. Tumbuhan Lumut.
b. Perkembangan dan pertumbuhan lumut.
c. Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini , antara lain :
- Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut.
- Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
- Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
- Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut.
- Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
- Dapat menganalisis masalah yang terjadi pada proses pertumbuhan.
- Dapat memahami keanekaragaman hayati.
- Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
- Metode observasi.
- Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
- Mengumpulkan data dari internet.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan para pembaca penulis menyusun laporan ilmiah ini dalam beberapa bab yaitu :
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.5 METODE PENULISAN
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
a. Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux
intensitas cahaya. (yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan
sinar matahari).
b. Faktor temperature
c. Faktor Air, Intensitas penghisapan air tergantung pada kandungan air tiap – tiap
tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam pengambilan air :
· Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
· Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
d. Faktor angin
e. Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya
di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun pada saluran pembuangan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai berikut :
- Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
- Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
- Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
- Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
- Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
- Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
- Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
- Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
- Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
- Apakah ada data diluar kurva
- Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
- Ø Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
- Ø Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- Ember
- Gayung
- Penggaris
- Pisau
- Kertas hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
- Kayu
- Air
- Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian.
- Menyiapkan 2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama.
- Tiap-tiap ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm).
- Masukan media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran : ukuran kayu 10 cm x 15 cm.
- Letakan kedua ember pada tempat yang berbeda
- Ember A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang.
- Ember B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang .
- Setelah beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut.
- Lakukan peninjauan setiap 3 hari sekali, dan catat hasilnya.
- Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
- Catat setiap terjadi perbedaan dan peristiwa.
- Olah semua data yang telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan.
- Tariklah suatu kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
Langganan:
Postingan (Atom)