LAPORAN ILMIAH
1. Pengertian Laporan Ilmiah
Laporan ialah suatu
wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang
kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk
tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan.
Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil
penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis
karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah
yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk
disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Dasar Membuat Laporan Ilmiah
Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :
- Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan
utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
- Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis
secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
- Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk
berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
- Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan
ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang
prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
- Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi
ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk
laporan.
2. Jenis-jenis Laporan Ilmiah
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :
a. Laporan Lengkap (Monograf)
- Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
- Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan)
golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
- Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada
setiap tingkat analisis.
- Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping
keberhasilan yang dicapai.
- Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis
(misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
- Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan
lengkap.
- Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah
penelitian tunggal yang obyektif.
- Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang
materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
3. Fungsi Laporan Ilmiah
Laporan penelitian
mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide
spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat
dievaluasi.
Laporan Ilmiah harus
dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
Laporan Ilmiah harus
berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.
4. macam-macam laporan
a.laporan berbentuk formulir isian
laporan ini biasanya telah disiapkan blanko daftar isian yang diserahkan pada tujuan yang akan dicapai.
b. laporan berbentuk surat
laporan yang bentuk surat prinsipnya sama dengan surat biasa perbedaannya terlatak pada isi dan panjang surat.
c. laporan berbentuk memorandum
laporan berbentuk memo atau catatan pendek lebih singkat dibanding surat.laporan ini sering digunakan dalam lingkungan organisasi/lembaga/antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja.
d. laporan perkembangan dan keadaan
laporan perkembangan adalah laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan,perubahan yang sudah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan tujuannya untuk menyebarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
e. laporan berkela
laporan berkela dibuat secara rutin (harian,mingguan,bulanan,tahunan) misalnya laporan keuangan,produksi dan peningkatan prestasi.
f. laporan laboratoris/hasil penelitian
laporan laboratoris tujuannya untuk menyampaikan hasil dari percobaan/penelitian yang dilakukan dilaboratorium.
g. laporan formal/semi formal
laporan formal ialah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu/sistematika baku sebuah laporan ilmiah.jika tidak lengkap menjadi laporan semi formal.
5. Ciri - Ciri Laporan yang baik
Laporan yang baik mendukung beberapa hal antara lain:
- Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
- Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan
jenis perintah bukan tanya.
- Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
- Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
- Adanya kesimpulan dan saran
- Laporan dibuat menarik dan juga interaktif
6. Syarat Laporan Ilmiah
Suatu karya dapat
dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
- Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai
pemecahannya
- Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif
sesuai realita/ fakta
- Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah
bahasa, Pedoman Umum
- Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta
Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
- Tulisan disusun dengan metode tertentu
- Tulisan disusun menurut sistem tertentu
- Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas,
tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas,
ketaksaan, maupun kerancuan.
RANCANGAN USULAN PENELITIAN
A. Manfaat
Rancangan Usulan Penelitian
Pengertian penelitian mengandung 2
manfaat penelitian, yaitu: maanfaat teoritis dan manfaat praktis.
a. Manfaat
Teoritis
Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu
disebut penelitian verikatif. Keraguan terhadap suatu teori, muncul jika teori
yang bersangkut tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang
dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian
empiris, dan hasilnya bisa menolak atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang
bersangkutan.
b. Manfaat
Praktis
Pada sisi lain, penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan
masalah-masalah praktis. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik
lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan
menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam
organisasi mereka.
Kedua manfaat penelitian tersebut
merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian, sebagaimana dinyatakan dalam
rancangan (desain) penelitian.
B. Bentuk dan Isi Penelitian
Isi laporan terdiri atas tiga bagian,
yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
1. Bagian Pendahuluan
a. Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
2. Bagian Isi
a. Pendahuluan
b. Bahan dan Metode
c. Hasil Kegiatan
d. Pembahasan
3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
Berikut ini adalah
beberapa langkah penulisan laporan ilmiah yang patut diperhatikan:
1) Tuliskan
outline secara sederhana dengan mengatur topik-topik dalam urutan yang logis,
konsisten, dan sistematis.
2) Kembangkan
outline tersebut dengan cara memberikan judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
3) Tuliskan
hal yang akan diuraikan pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian.
4) Cantumkan
pada setiap judul, subjudul, bagian, dan subbagian beberapa tabel, grafik,
gambar, atau analisis statistik yang dapat melengkapi argumentasi dalam
bahasan.
5) Penulisan
laporan mengacu pada outline yang sudah dilengkapi dengan tabel, grafik,
gambar, atau analisis statistik lain.
6) Pada
awal menulis, jangan terlalu memperhatikan gaya bahasa yang digunakan karena
penulis harus langsung menuju sasaran untuk menyelesaikan draft pertama dari
laporan lengkap.
7) Gaya
bahasa, sebaiknya, diperbaiki setelah draft pertama dari laporan lengkap
selesai ditulis, dengan memerhatikan:
· konsistensi
dan kesinambungan materi
· menghilangkan
pengulangan makna kalimat agar kalimat menjadi jelas dan tulisan menjadi
ringkas dan
· memperhatikan
cara penulisan rujukan.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus
diperhatikan saat penulisan rujukan atau daftar pustaka.
Laporan ilmiah, biasanya, dilengkapi dengan daftar pustaka. Daftar
pustaka berisi daftar buku-buku atau referensi yang dijadikan rujukan dalam
laporan ilmiah.
Berikut cara penulisan daftar pustaka.
1) Nama
penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik.
Artinya, nama belakang ditulis di awal. Lalu, diikuti nama depannya. Cara
penulisan ini berlaku secara internasional, tanpa mengenal tradisi dan
kebangsaan.
Contoh:
Mochtar Lubis ditulis Lubis, Mochtar.
Djago Tarigan ditulis Tarigan, Djago.
2) Jika
sumber buku tersebut ditulis oleh dua orang, nama pengarang dituliskan
semuanya, tetapi nama yang penulisannya dibalikkan hanya nama penulis yang
pertama.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra
Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.
3) Jika
sumber buku tersebut ditulis oleh lebih dari dua orang, yang ditulis hanya nama
penulis pertama dan diikuti dengan et all. (et allii = dan lain-lain) atau dan
kawan-kawan (dkk.).
Contoh:
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja.
Bandung: Kaifa.
4) Penulisan
judul buku digarisbawahi atau dicetak miring.
5) Urutan
penulisan daftar pustaka disusun berdasarkan abjad penulis setelah nama penulis
dibalik. Dalam daftar pustaka, tidak perlu digunakan nomor urut.
6) Baris
pertama diketik mulai ketukan pertama dari batas tepi margin dan baris
berikutnya diketik mulai ketukan kelima atau satu tab dalam komputer.
7) Jarak
antara baris pertama dengan baris berikutnya yang merupakan kelanjutannya
adalah spasi rapat. Jarak antara sumber satu dengan sumber lainnya adalah spasi
ganda.
Contoh:
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra
Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung: Katarsis.
Elias, Maurice J. (dkk.) 2002. Cara-Cara Efektif Mengasah EQ Remaja.
Bandung: Kaifa.
Berdasarkan penjelasan tersebut,
unsur-unsur dalam Daftar Pustaka dapat kita gambarkan seperti berikut:
Nama Penulis (dibalik). Tahun terbit. Judul buku. Kota terbit: Penerbit.
Selain memperhatikan bagian-bagiannya, perhatikan pula penggunaan
tanda baca. Selain buku, artikel surat kabar, makalah, dan skripsi
atau tesis pun sering dijadikan sumber rujukan karya tulis.
Berikut cara penulisannya dalam Daftar Pustaka :
1) Sumber berupa artikel surat kabar
Cara penulisannya:
Kusmayadi, Ismail. 2007. “Optimistis Menghadapi Ujian
Nasional”. Pikiran Rakyat (18 April 2007).
2) Sumber berupa makalah
Cara Penulisannya:
Harjasudana, Ahmad Slamet. 1999. “Kondisi Kebahasaan dan Pendidikan
Bahasa Dikaitkan dengan Pengembangan Kompetensi Komunikatif”. Makalah seminar,
UPI Bandung.
3) Sumber berupa skripsi atau tesis
Cara penulisannya:
Rahmawati, Eva. 2007. Pelajaran Membaca Cepat dengan Teknik Browsing
(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Handayani 2 Tahun Pelajaran
2006/2007). Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sekarang, sumber informasi sudah
semakin canggih dan lengkap.Teknologi internet telah menyediakan beragam
informasi yang mudah untuk diakses. Bagaimana kita menuliskan sumber dari
internet di dalam Daftar Pustaka? Berikut cara penulisannya:
1) Jika karya perorangan, cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. Tahun. Judul (edisi). [jenis medium].
Tersedia: alamat di internet. [tanggal akses].
Contoh:
Thompson, A. 1998. The Adult and the Curriculum. [Online].
[30 Maret 2000].
2) Jika artikel dalam surat kabar, cara penulisannya:
Pengarang. (tahun, tanggal, bulan). Judul. Nama surat kabar [jenis
media], jumlah halaman. Tersedia: alamat internet [tanggal akses].
Contoh:
Cipto, B. (2000, 27 April). “Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi
Reformasi Bisa Runtuh”. Pikiran Rakyat [Online], halaman 8.
C. CONTOH
contoh laporan ilmiah tentang lumut
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat sejati,
walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air
jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang
sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar
semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan
ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).Lumut mempunyai
klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil,
lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya
menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor,
yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi
karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional
menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Penulis membatasi laporan ini seputar :
ü Tumbuhan Lumut
ü Perkembangan dan pertumbuhan lumut
ü Pengaruh pemberian cahaya pada tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini :
ü Untuk membuktikan perbedaan kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
ü Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang makhluk hidup.
ü Untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
ü Dapat menentukan habitat tumbuhan lumut
ü Dapat mendeskripsikan proses pertumbuhan tanaman lumut.
ü Dapat menganalisis masalah yang terjadi pada proses
pertumbuhan.
ü Dapat memahami keanekaragaman hayati.
ü Dapat mengembangkan potensi usaha dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE
PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini dilakukan dengan cara :
ü Metode observasi.
ü Membaca beberapa buku di perpustakaan sekolah.
ü Mengumpulkan data dari internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa
jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya
berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat
kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika
dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut memiliki
range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga tumbuhan lumut mempunyai
nilai penting yang cukup besar sebagai indikator habitat tertentu. Faktor
biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut adalah menyangkut masalah
kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik untuk mendapatkan makanan
maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor abiotiknya meliputi :
ü Faktor cahaya, Umumnya tumbuhan normal membutuhkan 500 – 1300 lux
intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan percobaan dengan menggunakan sinar
matahari )
ü Faktor temperatur
ü Faktor Air
Intensitas penghisapan air tergantung
pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut dalam
pengambilan air :
Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian
dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya
(sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup
pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh :
Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
Ektohydric species, Air mudah
diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya
adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara.
Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
ü Faktor angin
ü Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut
hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan
bersifat saprofit.
1.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu
tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut
meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang
bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk
kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan
berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang
cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan
gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini
menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun
pada saluran pembuangan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu hal
yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya sebagai
berikut :
Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu
penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan
terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya.
Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk
mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada
pun variabelnya sebagai berikut :
1) Variabel
bebas, yaitu sinar cahaya matahari
2) Variabel
tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari
tumbuhan lumut pada media objek)
3) Variabel
terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
4) Memilih
peralatan yang sesuai dengan penelitian.
5) Melakukan
pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua
objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan
bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan
untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian.
Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
6) Mengumpulkan
data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna
kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap
perubahan yang terjadi.
7) Mengolah
dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat
menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai
berikut :
· Apakah
setiap data menghasilkan kurva yang mulus
· Apakah
ada data diluar kurva
· Apakah
data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini
terjadi.
Ø Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari
suatu penelitian kualitatif.
Ø Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian
dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN
BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Ember
2. Gayung
3. Penggaris
4. Pisau
5. Kertas
hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Kayu
2. Air
3.3 JADWAL DAN
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
1) Menyiapkan
alat-alat dan bahan untuk melakukan penelitian
2) Menyiapkan
2 ember untuk 2 perlakuan, ember yang digunakan harus sama
3) Tiap-tiap
ember di isi air sebanyak 100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember
1 cm)
4) Masukan
media pertumbuhan lumut berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran :
5) Ukuran
Kayu : 10 cm x 15 cm
6) Letakan
kedua ember pada tempat yang berbeda :
7) Ember
A : Diletakan di dekat sumur (tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
8) Ember
B : Diletakan di halaman depan rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
9) Setelah
beberapa hari lakukanlah pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada
kedua ember tersebut sudah tumbuh lumut
10) Lakukan peninjauan setiap
3 hari sekali, dan catat hasilnya
11) Apakah terdapat
perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
12) Olah semua data yang
telah terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
13) Tariklah suatu
kesimpulan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21
hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam
kurun waktu tersebut telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang
berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data
tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh dari
penelitian secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari
yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada
tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal
ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok
hidup didaerah yang tandus.
Secara kuantitatif, Lumut adalah
sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan
biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30
derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang
ada teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat
lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut
tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut
mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai
dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan lumut mempunya ciri –ciri sebagai
berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis sel yang mengandung klorofals berbentuk
jala
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab.
Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di
batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan
kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis
antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutan.
Tumbuhan ini juga dikenal sebagai
tumbuhan perintis, mampu hidup di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada
umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora
yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut
dinamakan protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang
tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan
berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Jadi secara garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang
sudah ada sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan informasi
dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit
kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah
saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar dapat lebih memahami tentang pembuatan
laporan ilmiah dan juga diharapkan agar lebih sering diadakan pelatihan
pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang dibutuhkan agar lebih di
perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan ilmiah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumut
http://www.crayonpedia.org/mw/1._Lumut_10.1
http://www.google.co.id/tanya/thread?tid=73d1bc40b3926bbf
http://dinarardy.wordpress.com/tag/kehidupan-lumut/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://www.scribd.com/doc/52488644/Biologi
http://pinkzchocolate.blogspot.com/2011/02/laporan-praktikum-bocryp.html
bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor…/0013%20Bio%201-3b.html
ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.html
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar